Vaksinasi Gotong Royong Akan Digelar, Apa Kata Publik?
 Bagikan   |  

-

Pemerintah mengizinkan swasta melakukan imunisasi COVID-19. Program tersebut diberi nama Vaksinasi Gotong Royong yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021.

Vaksinasi Gotong Royong ini memiliki beberapa perbedaan dengan program Vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan pemerintah, yakni tidak menggunakan vaksin buatan Sinovac, Pfizer, Novavax, dan AstraZeneca, serta tak memanfaatkan fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia (SDM) negara.

Hingga kini, sekitar 8.300 perusahaan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyatakan siap berpartisipasi dalam Vaksinasi Gotong Royong. Cakupan vaksin akan mencapai 6,9 juta pekerja bersama anggota keluarganya.

Kebijakan tersebut menuai polemik. Ada beberapa faktor yang memicunya, seperti isu bahwa vaksin dianggap sebagai barang publik (public goods) sehingga seharusnya dikuasai pemerintah, lalu ketersediaan vaksin yang terbatas, dan swasta tidak bisa langsung mengakses kepada produsen. Selain itu, vaksinasi ini dianggap melanggar rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB).

Kendati demikian, rencana Vaksinasi Gotong Royong tetap dilanjutkan untuk mempercepat tercapainya kekebalan komunitas (herd community).

Isu tersebut juga ramai disorot publik dan media massa. Hal ini selaras dengan temuan Indonesia Indicator (I2) pada 5 Februari-5 Maret 2021.

Berdasarkan hasil pemantauan di media daring (online), terdapat 2.183 berita dari 425 portal yang membahas Vaksinasi Gotong Royong dalam periode tersebut. Juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmidzi menjadi figur tervokal dengan 2.108 pernyataan yang dikutip media.

Hal ini tak lepas dari perannya sebagai juru bicara dalam memberikan keterangan tentang pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang diadakan swasta. Salah satunya, soal pembiayaan yang ditanggung korporasi dan vaksin tidak bisa diperjualbelikan secara bebas.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menjadi top influencer berikutnya dengan 1.967 pernyataan. Posisi ketiga dan seterusnya ditempati Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani (901 pernyataan); Koordinator Komunikasi Publik KCP-PEN Arya Sinulingga (882 pernyataan); Menparekraf Sandiaga Uno (604 pernyataan); Waketum Kadin Shinta Widjaja Kamdani (574 pernyataan); Menteri BUMN Erick Thohir (521 pernyataan); Sekretaris PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto (431 pernyataan); Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (402 pernyataan); serta Anggota Fraksi PKS DPR Netty Prasetiyani Heryawan (326 pernyataan).

Sementara itu, Bisnis Indonesia menjadi media yang paling aktif memproduksi berita soal Vaksinasi Gotong Royong, sebanyak 75 berita. Posisi berikutnya ditempati MSN Indonesia dengan 62 berita, lalu Kompas 60 berita, Medcom.id 59 berita, Kumparan.com 55 berita, Liputan6.com 52 berita, CNNIndonesia.com dan Republika Online masing-masing 47 berita, Detik.com 46 berita, dan Tempo.co 45 berita.

Dominasi figur pemerintah dan korporasi sebagai pusat pemberitaan membuat narasi yang berkembang di media terpantau positif, yakni sebesar 66%. Selain itu, sentimen positif juga dipengaruhi oleh pernyataan Kementerian Kesehatan yang memastikan imunisasi oleh korporat tidak mengganggu program pemerintah, termasuk pasokan vaksin.

Sedangkan sentimen negatif hanya 11% menyusul adanya keraguan Vaksinasi Gotong Royong yang dikhawatirkan akan mengganggu suplai dan stok vaksin untuk target prioritas. Sebesar 23% lainnya bersentimen netral.

Persentase sentimen terhadap Vaksinasi Gotong Royong di media sosial, terutama Twitter, juga didominasi positif dengan 66%, sedangkan negatif 22%, dan netral 12%. Sentimen tersebut diperoleh dari total 17.072 cuitan warganet soal isu ini dalam periode pemantauan yang sama.

Beragam tagar disertakan netizen dalam menyampaikan pendapat tentang Vaksinasi Gotong Royong. #VaksinUntukKita dan #UpayaLawanPandemi menjadi tagar yang paling banyak dicuitkan dengan masing-masing 885 dan 855 kicauan. Lalu #VaksinGotongRoyong sebesar 399 kicauan, #VaksinUntukKebaikan 164 kicauan, #VaksinasiMandiriGakAdil 138 kicauan, #VaccineEquity 117 kicauan, dan #VaksinPulihkanNegeri 88 kicauan.

#VaksinasiMandiri menjadi salah satu tagar yang berisi kritik terhadap Vaksinasi Gotong Royong. Netizen berpendapat, kebijakan tersebut akan menyebabkan ketimpangan dan justru memperpanjang pandemi.

Merujuk emosi warganet, sebanyak 4.343 cuitan (42%) merupakan antisipasi (anticipation). Isinya, mereka berharap Vaksinasi Gotong Royong mempercepat penanganan COVID-19 serta diterima pekerja secara gratis.

I2 juga menangkap emosi kepercayaan (trust) sebanyak 2.802 cuitan (27%). Emosi ini muncul dari kicauan media yang mengunggah konten tentang jaminan pemerintah bahwa Vaksinasi Gotong Royong takkan mengganggu program imunisasi.

RISET Konten dalam bentuk tulisan yang berisi deskripsi hasil analisis dan riset yang dilakukan Tim PT Indonesia Indikator dengan menggunakan sistem-sistem yang dimiliki oleh PT Indonesia Indikator.