Nancy Pelosi, Perempuan Terpegah dan Tervokal di Dunia
 Bagikan   |  

-

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi menjadi tokoh perempuan paling terpegah atau yang paling banyak diberitakan media internasional dalam satu tahun terakhir berdasarkan hasil riset Indonesia Indicator (I2).

Indonesia Indicator menggunakan piranti lunak Artificial Intelligence (AI) membuat riset tentang Perempuan Terpegah dan Perempuan Tervokal di Dunia. Riset menarik data dari 1.612 portal media online asing berbahasa Inggris dari 132 negara, dengan periode waktu 1 Maret 2020–1 Maret 2021.

Data terpegah diukur berdasarkan banyaknya jumlah berita, sedangkan peringkat figur tervokal diukur berdasarkan banyaknya jumlah pernyataan (statements) tokoh yang dikutip oleh media. Data dianalisis secara real time menggunakan sistem Intelligence Media Analytics (IMA) yang berbasis AI. Hasil analisis data tersebut mewakili data spontan (subsconscious data), bukan hasil survei yang bisa diarahkan, dan berasal dari seluruh media.

Istilah “terpegah” tersebut berarti termasyhur yang dimaknakan lebih netral ketimbang istilah populer yang berarti “terkenal dan disukai”. Selain itu, dalam riset ini digunakan kata “tervokal” atau “paling banyak bersuara”.

Berdasarkan riset tersebut, jumlah pemberitaan Pelosi mencapai 59.932 berita. Pelosi dikaitkan dengan berbagai isu seperti Pilpres Amerika Serikat (AS), upaya pemakzulan mantan Presiden AS Donald Trump, hingga kabar terpilihnya kembali Pelosi sebagai Ketua DPR AS.

Nama Pelosi kian santer diberitakan saat memakzulkan Trump di Dewan Perwakilan, meski usaha tersebut kandas di tingkat Senat. Pelosi yang tercatat sebagai perempuan pertama yang pernah memimpin DPR AS itu ramai diperbincangkan setelah merobek naskah pidato Trump di depan umum saat sang presiden menyampaikan pidato kenegaraan atau State of the Union di Gedung Capitol Hill pada Selasa (4/2). Usai berpidato, Trump tertangkap kamera menolak menjabat tangan Pelosi.

Pelosi juga sekaligus menjadi tokoh perempuan tervokal atau yang paling banyak dikutip pernyataannya oleh media internasional sebanyak 56.932 pernyataan. Media banyak mengutip pernyataan perempuan 79 tahun itu, terutama soal kritikannya terhadap politisi Partai Republik yang merupakan lawan partainya di AS. Yang terbaru adalah pernyataan Pelosi yang mengkritik Anggota Senat Partai Republik dengan menyebutnya pengecut karena tidak berani memakzulkan Donald Trump.

Nama lain yang juga banyak diberitakan oleh media online adalah Wakil Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, Kamala Harris (58.101 berita). Pemberitaan media banyak mengarah kepada kontestasi Kamala Harris pada Pilpres AS 2020, serta berita mengenai kemenangannya dengan pasangannya Joe Biden pada Pilpres AS tersebut.

Mantan Senator, yang juga politisi senior partai Demokrat AS, Hillary Clinton juga masih menjadi magnet dalam pemberitaan media. Setiap aktivitas Hillary Clinton baik di dalam maupun di luar dunia politik kerap diberitakan media. Clinton banyak diliput media hingga 41.964 berita, salah satunya terkait dukungannya terhadap Joe Biden di Pilpres AS.

Selain itu, I2 juga mencatat tokoh perempuan lain yang banyak diberitakan. Antara lain, Kanselir Jerman Angela Markel (35.752 berita), Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (30.547 berita), Aktris dan istri Pangeran Harry, Meghan Markle (19.120 berita, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von Der Leyen (19.022 berita).

Sementara itu, Jacinda Ardern dan Angela Merkel juga menjadi figur tervokal di media internasional, masing-masing dikutip sebanyak 55.164 dan 40.317 pernyataan. Ardern terpantau sering dimintai pandangannya soal penanganan COVID-19 di Selandia Baru, penanggulangan terorisme, hingga pelantikan kembali dirinya sebagai Perdana Menteri usai menang dalam Pemilu.

Lalu, Merkel banyak dimintai keterangan oleh media, khususnya terkait penanggulangan COVID-19 di Jerman, program Vaksinasi COVID-19, penerapan lockdown, hingga permasalahan ekonomi.

...

RISET Konten dalam bentuk tulisan yang berisi deskripsi hasil analisis dan riset yang dilakukan Tim PT Indonesia Indikator dengan menggunakan sistem-sistem yang dimiliki oleh PT Indonesia Indikator.